Powered By Blogger

Friday, October 14, 2011

akhirnya kini aku ketahahui apa.alasannya.knpa dia.lama ga muncul dulu-
akhirnya kini aku ketahahui apa.alasannya.knpa dia.lama ga muncul dulu-
akhirnya kini aku ketahahui apa.alasannya.knpa dia.lama ga muncul dulu-

Monday, July 11, 2011

she's a good gurl but....she's a good gurl but....

dimana kamu kini sayang,,kenapa kau begitu tega meninggalkan aku tandpa ada satu kata alasanpun.
seolah aku ini telah melakukan suatu kesalahan besar pada mu.
kenapa kau harus tinggalkan aku di saat hatii ini mulaii sayang n cinta terhadap dirimu.

aku harap kau bisa kembali membawa sebuah penjelasan untuk ku agar aku bisa tenang mendengarnya.
kau adalah sosok wanita terbaik yg pernah aku temui,,aku punya harapan yang begitu besar thdp diri mu.

"pulang lah sayang"

Monday, May 16, 2011

kayu titisan dari surga

Kelas menulis Wikipedia untuk umum telah dibuka untuk setiap minggunya. Anda dapat mengikutinya!
Gaharu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Gaharu, siap dijual.

Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria, terutama A. malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum. Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India, Persia, Jazirah Arab, serta Afrika Timur.

Berdasarkan studi dari Ng et al. (1997)[1], diketahui jenis-jenis berikut ini menghasilkan resin gaharu apabila terinfeksi oleh kapang gaharu :
just for widening coloum

* Aquilaria subintegra, asal Thailand
* Aquilaria crassna asal Malaysia, Thailand, dan Kamboja
* Aquilaria malaccensis, asal Malaysia, Thailand, dan India
* Aquilaria apiculina, asal Filippina
* Aquilaria baillonii, asal Thailand dan Kamboja
* Aquilaria baneonsis, asal Vietnam
* Aquilaria beccarain, asal Indonesia
* Aquilaria brachyantha, asal Malaysia

just for widening coloum

* Aquilaria cumingiana, asal Indonesia dan Malaysia
* Aquilaria filaria, asal China
* Aquilaria grandiflora, asal China
* Aquilaria hilata, asal Indonesia dan Malaysia
* Aquilaria khasiana, asal India
* Aquilaria microcarpa, asal Indonesia Malaysia
* Aquilaria rostrata, asal Malaysia
* Aquilaria sinensis, asal Cina

Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Proses pembentukan
* 2 Nilai ekonomi
* 3 Pengolahan Minyak Gaharu
* 4 Konservasi
* 5 Catatan kaki

[sunting] Proses pembentukan

Gaharu dihasilkan tanaman sebagai respon dari masuknya mikroba yang masuk ke dalam jaringan yang terluka.[2] Luka pada tanaman berkayu dapat disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian.[2] Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen.[3] Senyawa fitoaleksin tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk pada pembuluh xilem dan floem untuk mencegah meluasnya luka ke jaringan lain.[3] Namun, apabila mikroba yang menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistem pertahanan tanaman maka gaharu tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka dapat membusuk. Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman.[4] Senyawa gaharu dapat menghasilkan aroma yang harum karena mengandung senyawa guia dienal, selina-dienone, dan selina dienol.[4] Untuk kepentingan komersil, masyarakat mengebor batang tanaman penghasil gaharu dan memasukkan inokulum cendawan ke dalamnya. Setiap spesies pohon penghasil gaharu memiliki mikroba spesifik untuk menginduksi penghasilan gaharu dalam jumlah yang besar. Beberapa contoh cendawan yang dapat digunakan sebagai inokulum adalah Acremonium sp., Cylindrocarpon sp., Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp.[4] | doi =

| id =
| url = http://pajarbulan.blogspot.com/2011/02/mutu-kopi-luwak-robusta-dan-kopi-luwak.html
}}

gaharu sumatera
[sunting] Nilai ekonomi

Gaharu banyak diperdagangan dengan harga jual yang sangat tinggi terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themeleaceae dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdangangan disebut sebagai gaharu beringin.[5] Untuk jenis gaharu dengan nilai jual yang relatif rendah, biasanya disebut sebagai gaharu buaya.[5] Selain ditentukan dari jenis tanaman penghasilnya, kualitas gaharu juga ditentukan oleh banyaknya kandungan resin dalam jaringan kayunya[5]. Semakin tinggi kandungan resin di dalamnya maka harga gaharu tersebut akan semakin mahal dan begitu pula sebaliknya.[5] Secara umum perdagangan gaharu digolongkan menjadi tiga kelas besar, yaitu gubal, kemedangan, dan abu.[6] Gubal merupakan kayu berwarna hitam atau hitam kecoklatan dan diperoleh dari bagian pohon penghasil gaharu yang memiliki kandungan damar wangi beraroma kuat.[6] Kemedangan adalah kayu gaharu dengan kandungan damar wangi dan aroma yang lemah serta memiliki penampakan fisik berwarna kecoklatan sampai abu-abu, memiliki serat kasar, dan kayu lunak.[6] Kelas terakhir adalah abu gaharu yang merupakan serbuk kayu hasil pengerokan atau sisa penghancuran kayu gaharu.[6]
[sunting] Pengolahan Minyak Gaharu

Sebelum dijadikan bahan baku parfum, gaharu harus diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan minyak dan senyawa aromatik yang terkandung di dalamnya.[7] Sebagian kayu gaharu dapat dijual ke ahli penyulingan minyak yang biasanya menggunakan teknik distilasi uap atau air untuk mengekstraksi minyak dari kayu tersebut.[7] Untuk mendapatkan minyak gaharu dengan distilasi air, kayu gaharu direndam dalam air kemudian dipindahkan ke dalam suatu tempat untuk menguapkan air hingga minyak yang terkandung keluar ke permukaan wadah dan senyawa aromatik yang menguap dapat dikumpulkan secara terpisah.[7] Teknik distilasi uap menggunakan potongan gaharu yang dimasukkan ke dalam peralatan distilasi uap.[7] Tenaga uap yang menyebabkan sel tanaman dapat terbuka dan minyak dan senyawa aromatik untuk parfum dapat keluar.[7] Uap air akan membawa senyawa aromatik tersebut kemudian melalui tempat pendinginan yang membuatnya terkondensasi kembali menjadi cairan.[7] Cairan yang berisi campuran air dan minyak akan dipisahkan hingga terbentuk lapisan minyak di bagian atas dan air di bawah.[7] Salah satu metode digunakan saat ini adalah ekstraksi dengan [[superkritikal CO2]], yaitu CO2 cair yang terbentuk karena tekanan tinggi.[7] CO2 cair berfungsi sebagai pelarut aromatik yang digunakan untuk ekstraksi minyak gaharu.[7] Metode ini menguntungkan karena tidak terdapat residu yang tersisa, CO2 dapat dengan mudah diuapkan saat berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal.[7]
[sunting] Konservasi

Pada tahun 1994, konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) di Amerika Serikat menetapkan bahwa pohon gaharu spesies A. malaccensis masuk ke dalam Appendix II, yaitu tanaman yang dibatasi perdangannya.[8] Penetapan tersebut dikarenakan populasi tanaman penghasil gaharu semakin menyusut di alam yang disebabkan para pengusaha gaharu tidak dapat mengenali dengan tepat mana tanaman yang sudah mengandung gaharu dan siap dipanen.[9] Untuk mencari pohon penghasil gaharu, para pengusaha menebang puluhan pohon yang salah (tidak menghasilkan gaharu) sehingga jumlah pohon tersebut sangat berkurang.[9] Pada tahun 2004, Indonesia mengajukan agar semua penghasil gaharu alam yaitu genus Aquilaria dan Gyrinops dimasukkan ke dalam daftar Appendix 2 untuk membatasi perdagangannya sehingga perdagangan gaharu harus memiliki izin dari CITES dan dalam kuota tertentu.[10] Hal ini dilakukan untuk memastikan spesies pohon gaharu alam dapat berkembang dan tersebar dengan baik.[9]
[sunting] Catatan kaki

1. ^ (Inggris)Ng, L.T., Chang Y.S. and Kadir, A.A. (1997) "A review on agar (gaharu) producing Aquilaria species" Journal of Tropical Forest Products 2(2): pp. 272-285.
2. ^ a b Trubus; Syariefa E., Yajri F, Karjono, Susanti T, "[www.trubus-online.co.id Luka Pembawa Aroma]", PT Trubus Swadaya, Januari 2009, pp. 18-19.
3. ^ a b (Inggris)JOHN L. INGHAM (JULY-SE1JTEMBER 1972). "Phytoalexins and other natural products as factors in plant disease resistance". The Botanical Review 38 (3): 343-424. doi:10.1007/BF02860009. http://www.springerlink.com/content/p62u3p24078v7522/fulltext.pdf?page=1.
4. ^ a b c Hartal dan Guswarni Anwar. "TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS KAYU GUBAL GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk.) DI KAWASAN PESISIR BENGKULU DENGAN INOKULASI JAMUR PENGINDUKSI RESIN". Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Edisi Khusus (3): 464 - 471. http://bdpunib.org/jipi/artikeljipi/edkhus2/464.pdf.
5. ^ a b c d Rawana dan Agus Prijono (Desember 2009). "ETNOBOTANI POHON GAHARU (Aquilaria sp.) SEBAGAI SUMBER BAHAN OBAT ALAMI". Seminar Nasional Bahan obat alam di Universitas Sanata Darma Yogyakarta 2009. http://www.alamtropika.com/media.php?module=detailartikel&lang=id&id=28.
6. ^ a b c d Trubus; Ari Chaidir, Yajri F, Karjono, "Satu Gaharu Banyak Mutu", PT Trubus Swadaya, Januari 2009, pp. 20-21.
7. ^ a b c d e f g h i j (Inggris)MOHD FAUZI BIN RAMLAN, "OPTIMIZATION OF AGARWOOD OIL EXTRACTION BY USING DESIGN OF EXPERIMENT (DOE) METHOD", Mei 2008.Page.7-9
8. ^ (Inggris)James Compton, Akiko Ishihara. The Use and Trade of Agarwood in Japan. pp. 1-21. http://www.cites.org/common/com/PC/15/X-PC15-06-Inf.pdf.
9. ^ a b c Trubus; D Adijaya S, Nesia A, Yajri F, Karjono, Duryatmo S., "Gaharu: Harta di kebun", PT Trubus Swadaya, Januari 2009, pp. 10-17.
10. ^ (Inggris)TRAFFIC Southeast Asia (Eds). 2007. Proceedings of the Experts Group Meeting on Agarwood: Capacity-building Workshop for Improving Implementation and Enforcement of the CITES listing of Aquilaria malaccensis and other Agarwood-producing species. Kuala Lumpur. 14-17 November 2006.

[sembunyikan]
l • b • s
Rempah-rempah
Bumbu dapur
Adas · Adas manis · Andaliman · Asam cikala · Asam gelugur · Asam jawa · Asam kandis · Bangle · Bawang bombay · Bawang merah · Bawang putih · Cengkeh · Jahe · Jeruk nipis · Jeruk purut · Jintan · Jintan hitam · Jintan putih · Kapulaga · Kapulaga seberang · Kecombrang (honje, bunga kantan dan honje hutan) · Kemiri · Kencur · Ketumbar · Kulit manis (kayu manis) · Kunir · Lada · Lempuyang · Lengkuas · Mustar · Pala dan fuli · Pandan wangi · Salam · Salam koja · Secang (sepang) · Selasih (basil) · Serai · Temu giring · Temu hitam · Temu kunci · Temu lawak · Temu mangga · Temu putih · Temu putri · Temu rapet · Temu tis · Wijen
Wangi-wangian
Akar wangi · Cendana · Damar · Gaharu · Kayu putih (gelam) · Kayu mesoyi (masoi) · Kemenyan · Kopal · Kenanga · Mawar
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Gaharu"
Kategori: Kayu | Komoditi perdagangan
Akun

* Masuk log / buat akun

Ruang nama

* Halaman
* Pembicaraan

Varian

Halaman

* Baca
* Sunting
* Versi terdahulu

Tindakan

* ↑

Pencarian
Cari
Navigasi

* Halaman Utama
* Perubahan terbaru
* Peristiwa terkini
* Halaman sembarang

Komunitas

* Warung Kopi
* Portal komunitas
* Bantuan

Wikipedia

* Tentang Wikipedia
* Pancapilar
* Kebijakan
* Menyumbang

Cetak/ekspor

* Buat buku
* Unduh versi PDF
* Versi cetak

Peralatan

* Pranala balik
* Perubahan terkait
* Halaman istimewa
* Pranala permanen
* Kutip halaman ini

Bahasa lain

* العربية
* Deutsch
* English
* Français
* 日本語
* मराठी
* Polski
* Svenska
* Wolof
* 中文

* Halaman ini terakhir diubah pada 14:55, 14 Maret 2011.
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

* Kebijakan privasi
* Tentang Wikipedia
* Penyangkalan

* Wikimedia Foundation
* Powered by MediaWiki

Saturday, May 14, 2011

manfaat facebook bagi siswa/i sekolah

Inilah Manfaat Facebook Bagi Siswa
Sekolah » A
Aplikasi jejaring sosial seperti Facebook
menawarkan platform yang efisien bagi
kegiatan bersosial siswa dengan memperluas
jaringan pertemanan mereka dan menjaga
hubungan akrab. Muhammad Firman | Sabtu, 14 Mei 2011, 10:24 WIB VIVAnews – Situs jejaring sosial seperti Facebook bisa membantu pelajar dalam
berinteraksi secara sosial dan akademik,
yang akhirnya meningkatkan hasil belajar.
Kesimpulan ini diambil dari studi yang
dilakukan peneliti asal China dan Hong Kong. Sekelompok peneliti asal University of Science
and Technology of China dan City University of
Hong Kong menyebutkan, temuan mereka
berkontradiksi dengan pemahaman selama
ini bahwa situs jejaring sosial merupakan
pengganggu yang mengalihkan konsentrasi belajar. Temuan mereka, yang dipublikasikan di
International Journal of Networking and
Visual Organizations, justru mengungkapkan
bahwa jejaring sosial online secara langsung
mempengaruhi social learning dan bisa
mempengaruhi secara positif pembelajaran akademik. “Pola jaringan sosial di Facebook umumnya adalah dalam bentuk modus inti dan
pinggiran. Tiap individu memiliki hubungan
dekat dengan teman-teman inti dan hubungan
yang jauh dengan banyak teman lain, ” sebut salah satu peneliti, seperti dikutip dari media
UPI, 14 Mei 2011. Untuk itu, aplikasi jejaring sosial seperti
Facebook menawarkan platform yang efisien
bagi kegiatan bersosial siswa dengan
memperluas jaringan pertemanan mereka
dan menjaga hubungan akrab. Dalam survey yang dilakukan, diketahui
bahwa Facebook memungkinkan siswa
berhubungan akrab dengan para pengajar
dan siswa lain. Mereka menyediakan
platform untuk berinteraksi dan berbagi
pengetahuan. Facebook juga menyediakan fasilitas group untuk para siswa bergabung
dan membahas berbagai topik, berkolaborasi
dan menggunakan aplikasi pendidikan untuk
mengelola aktivitas belajar. “Ke depannya, institusi pendidikan mungkin perlu mengadopsi metode aktif (namun tetap
terkendali) seperti ini untuk memanfaatkan
aplikasi jejaring sosial seperti Facebook untuk
proses belajar-mengajar,” sebut peneliti.

Tuesday, April 26, 2011

GAHARU

Pencanangan budidaya komersial
gaharu di Depok Menteri Kehutanan, MS Kaban mencanangkan
gerakan nasional budidaya kayu gaharu di
lingkungan masjid dan lahan masyarakat
(Masjid gaharu). Pencanagan dengan
penanaman perdana bibit pohon gaharu
varitas unggul di masjid Al-Fauzien Perumahan Gema Pesona, Kota Depok, pada
tanggal 16 September 2008. Penanaman pohon gaharu di lingkungan
masjid, menurut dia, untuk pertama kalinya
dan sebagai upaya melestarikan pohon yang
mulai langka ini. "Pohon ini (gaharu) memiliki nilai ekonomi
tinggi. Alangkah baiknya jika diikuti oleh
masjid yang lain," ujar Kaban, yang mengaku
di Dephut ada enam juta pohon siap
disalurkan secara gratis. Pengembangan budidaya kayu gaharu di
masjid tersebut diinisiasi oleh Dewan Masjid
Indonesia (DMI) Kota Depok dan Pusat
Penelitian geografi Terapan (PPGT-FMIPA)
Universitas Indonesia (UI). Budidaya dimulai dari wilayah Depok akan
dikembangkan diberbagai wilayah lainnya di
Indonesia melalui koperasi Pemberdayaan
Ekonomi Masjid Indonesia. Budidaya kayu gaharu untuk mengantisipasi
kepunahan kayu jenis ini di Indonesia.
Kepunahan gaharu disebabkan dua hal.
Pertama teknik penebangan kayu gaharu
dan tidak ada kepastian ada atau tidaknya
resin gaharu dalam kayu tersebut. Kedua, karena permintaan kayu gaharu selalu tinggi
mengakibatkan menurunnya suplay alami.
Gaharu umumnya terdapat di hutan-hutan
wilayah Papua, Kalimantan, Halmahera, NTB,
NTT serta Sumatra. Kayu gaharu terbukti memili ekonomi tinggi,
setidaknya terdapat enam klasifikasi harga
kayu gaharu - terhgantung kualitas dan usia
resin yang dihasilkan gaharu- dari harga
termurah Rp100 ribu per kg hingga Rp30 juta
per kilogram. Permintaan risen gaharu selalu meningkat
setiap tahun. Negara-negara yang
mengimport banyak gaharu adalah India,
Cina, Jepang, Arab, Saudi dan Amerika
Serikat. Turut dalam menanam pohon
bersama menteri diantaranya Wakil Walikota Depok Yuyun Wirasaputra, Ketua
DPRD Naming D Bothin serta sejumlah tokoh
masyarakat lain.(sumber: ganif aswoko) Posted by walker at 18:35:00 PM Labels: Budidaya KAMIS, JANUARI 29, 2009

Tahun Gaharu Indonesia, 2009 Gaharu, jenis tanaman ini sangat akrab di
wilayah tropis seperti Indonesia ini. Siapa
yang tidak kenal gaharu. Masyarakat
Indonesia yang tumbuh dengan pengaruh
asia terutama India, China dan Melayu sangat
akrab dengan gaharu mulai awal era klasik Nusantara. Kebudayaan Hindu, Bhuda,
Konghucu memanfaatkan kayu gaharu untuk:
Keperluan ritual keagamaan (dupa, hiyo;
Hindu Budha, Konghucu), Pengharum badan,Pengharum ruangan, Bahan kosmetik, Obat-
obatan sederhana. Kayu gaharu dulu didapatkan di hutan hujan
tropis. Hutan hujan tropis Nusantara
memberikan secara alamiah proses
terbentuknya kayu gaharu di wilayah sesuai
dengan syarat tumbuhnya: Sesuai dengan
kondisi habitat alami; Dataran rendah, Berbukit (< 750 mdpl). Jenis Aquilaria tumbuh baik di jenis tanah
Podsolik merah kuning, tanah lempung
berpasir, dengan drainage sedang sampai
baik, iklim A-B, kelembaban 80%, suhu 22-28
derajat Celsius, Curah hujan 2000-4000 mm/
th. Tidak baik tumbuh di tanah tergenang, rawa, ketebalan solum tanah kurang 50cm,pasir kwarsa, tanah dengan pH < 4. Jaman dulu gaharu diperoleh dari alam
langsung untuk kepentingan sendiri. Tetapi
dalam perkembangannya kayu gaharu
menjadi komoditas yang langka karena
diexploitasi besar-besaran dan mulai
diperdagangkan ke berbagai penjuru dunia (China, Arab, India dan Eropa dll). Saat ini
menjadi suatu kesulitan untuk mendapatkan
kayu gaharu dalam jumlah besar, karena
hutan-hutan sudah dilindungi dan
dikonservasi. Meskipun demikian di pasar
selalu beredar komoditas tersebut yang diambil dari hutan-hutan. Kecuali daerah-
daerah yang memenag sudah melakukan
pembudidayaan gaharu. Saat ini Pusat Penelitian geografi Terapan
(PPGT-FMIPA) Universitas Indonesia (UI)
sudah meluncurkan hasil penelitiannya
terkait dengan rekayasa produksi kayu
gaharu. Kayu gaharu yang tadinya hanya
didapatkan dari alam langsung sekarang sudah dapat dbudidayakan dengan lebih
seksama seperti tanaman perkebunan lain
(teh, kopi, coklat, karet dll). Gaharu rekayasa memberikan peluang
perencanaan budidaya yang lebih akuntable,
dari mulai penyemaian, pembibitan,
penanaman, penyiapan lahan, pemupukan,
perawatan, pengobatan, rekayasa in-okulasi
(pemasukan enzim pembentuk jamur gaharu yang harum dan khas wangi baunya. Dari
mulai penanaman hingga dapat dilakukan
inokulasi ketika pohon gaharu berumur 4-5
tahun. Dan setelah 1-2 tahun kemudian dapat
di panen. Kebutuhan gaharu dunia sangat besar quota
Indonesia 300 ton/tahun baru dapat dipenuhi
10 % inipun berasal dari gaharu alam.
Temuan rekayasa produksi kayu gaharu
memberi peluang yang sangat besar bagi
perkebunan di Indonesia. Dan keuntungan lainnya gaharu dapat disisipkan di sela-sela
perkebunan karet, ataupun dapat juga
perkebunan gaharu dengan sistem tumpang
sari yang mana pohon gaharu sebagai
tanaman induk (tanaman keras tahunan) dan
pada lahan yang sama di tanam tanaman musiman yang disarankan jenis tanaman
dengan buah di atas (bukan umbi-umbian). Jika pada tahun 2009 pemerintah bersama
masyarakat perkebunan dan pertanian
secara serentak melakukan penanaman dan
tahun 2014 dilakukan penyuntikan (inokulasi)
maka 2015/16 Indonesia menjadi produsen
kayu gaharu terbesar di dunia. Mari bersama sama mensukseskan 2009
sebagai tahun Gaharu Indonesia. Dan saat ini
pihak UI sudah mempersiapkan bibit gaharu
sebanyak-banyaknya. Kami bekerjasama
dengan UI sudah memulai penanaman bibit
gaharu, baik di Jawa Barat(sawangan Depok), Yogyakarta (kulon Progo), maupun
Jawa Timur (Malang).
(ganif).

GAHARU

Pencanangan budidaya komersial
gaharu di Depok Menteri Kehutanan, MS Kaban mencanangkan
gerakan nasional budidaya kayu gaharu di
lingkungan masjid dan lahan masyarakat
(Masjid gaharu). Pencanagan dengan
penanaman perdana bibit pohon gaharu
varitas unggul di masjid Al-Fauzien Perumahan Gema Pesona, Kota Depok, pada
tanggal 16 September 2008. Penanaman pohon gaharu di lingkungan
masjid, menurut dia, untuk pertama kalinya
dan sebagai upaya melestarikan pohon yang
mulai langka ini. "Pohon ini (gaharu) memiliki nilai ekonomi
tinggi. Alangkah baiknya jika diikuti oleh
masjid yang lain," ujar Kaban, yang mengaku
di Dephut ada enam juta pohon siap
disalurkan secara gratis. Pengembangan budidaya kayu gaharu di
masjid tersebut diinisiasi oleh Dewan Masjid
Indonesia (DMI) Kota Depok dan Pusat
Penelitian geografi Terapan (PPGT-FMIPA)
Universitas Indonesia (UI). Budidaya dimulai dari wilayah Depok akan
dikembangkan diberbagai wilayah lainnya di
Indonesia melalui koperasi Pemberdayaan
Ekonomi Masjid Indonesia. Budidaya kayu gaharu untuk mengantisipasi
kepunahan kayu jenis ini di Indonesia.
Kepunahan gaharu disebabkan dua hal.
Pertama teknik penebangan kayu gaharu
dan tidak ada kepastian ada atau tidaknya
resin gaharu dalam kayu tersebut. Kedua, karena permintaan kayu gaharu selalu tinggi
mengakibatkan menurunnya suplay alami.
Gaharu umumnya terdapat di hutan-hutan
wilayah Papua, Kalimantan, Halmahera, NTB,
NTT serta Sumatra. Kayu gaharu terbukti memili ekonomi tinggi,
setidaknya terdapat enam klasifikasi harga
kayu gaharu - terhgantung kualitas dan usia
resin yang dihasilkan gaharu- dari harga
termurah Rp100 ribu per kg hingga Rp30 juta
per kilogram. Permintaan risen gaharu selalu meningkat
setiap tahun. Negara-negara yang
mengimport banyak gaharu adalah India,
Cina, Jepang, Arab, Saudi dan Amerika
Serikat. Turut dalam menanam pohon
bersama menteri diantaranya Wakil Walikota Depok Yuyun Wirasaputra, Ketua
DPRD Naming D Bothin serta sejumlah tokoh
masyarakat lain.(sumber: ganif aswoko) Posted by walker at 18:35:00 PM Labels: Budidaya KAMIS, JANUARI 29, 2009

Tahun Gaharu Indonesia, 2009 Gaharu, jenis tanaman ini sangat akrab di
wilayah tropis seperti Indonesia ini. Siapa
yang tidak kenal gaharu. Masyarakat
Indonesia yang tumbuh dengan pengaruh
asia terutama India, China dan Melayu sangat
akrab dengan gaharu mulai awal era klasik Nusantara. Kebudayaan Hindu, Bhuda,
Konghucu memanfaatkan kayu gaharu untuk:
Keperluan ritual keagamaan (dupa, hiyo;
Hindu Budha, Konghucu), Pengharum badan,Pengharum ruangan, Bahan kosmetik, Obat-
obatan sederhana. Kayu gaharu dulu didapatkan di hutan hujan
tropis. Hutan hujan tropis Nusantara
memberikan secara alamiah proses
terbentuknya kayu gaharu di wilayah sesuai
dengan syarat tumbuhnya: Sesuai dengan
kondisi habitat alami; Dataran rendah, Berbukit (< 750 mdpl). Jenis Aquilaria tumbuh baik di jenis tanah
Podsolik merah kuning, tanah lempung
berpasir, dengan drainage sedang sampai
baik, iklim A-B, kelembaban 80%, suhu 22-28
derajat Celsius, Curah hujan 2000-4000 mm/
th. Tidak baik tumbuh di tanah tergenang, rawa, ketebalan solum tanah kurang 50cm,pasir kwarsa, tanah dengan pH < 4. Jaman dulu gaharu diperoleh dari alam
langsung untuk kepentingan sendiri. Tetapi
dalam perkembangannya kayu gaharu
menjadi komoditas yang langka karena
diexploitasi besar-besaran dan mulai
diperdagangkan ke berbagai penjuru dunia (China, Arab, India dan Eropa dll). Saat ini
menjadi suatu kesulitan untuk mendapatkan
kayu gaharu dalam jumlah besar, karena
hutan-hutan sudah dilindungi dan
dikonservasi. Meskipun demikian di pasar
selalu beredar komoditas tersebut yang diambil dari hutan-hutan. Kecuali daerah-
daerah yang memenag sudah melakukan
pembudidayaan gaharu. Saat ini Pusat Penelitian geografi Terapan
(PPGT-FMIPA) Universitas Indonesia (UI)
sudah meluncurkan hasil penelitiannya
terkait dengan rekayasa produksi kayu
gaharu. Kayu gaharu yang tadinya hanya
didapatkan dari alam langsung sekarang sudah dapat dbudidayakan dengan lebih
seksama seperti tanaman perkebunan lain
(teh, kopi, coklat, karet dll). Gaharu rekayasa memberikan peluang
perencanaan budidaya yang lebih akuntable,
dari mulai penyemaian, pembibitan,
penanaman, penyiapan lahan, pemupukan,
perawatan, pengobatan, rekayasa in-okulasi
(pemasukan enzim pembentuk jamur gaharu yang harum dan khas wangi baunya. Dari
mulai penanaman hingga dapat dilakukan
inokulasi ketika pohon gaharu berumur 4-5
tahun. Dan setelah 1-2 tahun kemudian dapat
di panen. Kebutuhan gaharu dunia sangat besar quota
Indonesia 300 ton/tahun baru dapat dipenuhi
10 % inipun berasal dari gaharu alam.
Temuan rekayasa produksi kayu gaharu
memberi peluang yang sangat besar bagi
perkebunan di Indonesia. Dan keuntungan lainnya gaharu dapat disisipkan di sela-sela
perkebunan karet, ataupun dapat juga
perkebunan gaharu dengan sistem tumpang
sari yang mana pohon gaharu sebagai
tanaman induk (tanaman keras tahunan) dan
pada lahan yang sama di tanam tanaman musiman yang disarankan jenis tanaman
dengan buah di atas (bukan umbi-umbian). Jika pada tahun 2009 pemerintah bersama
masyarakat perkebunan dan pertanian
secara serentak melakukan penanaman dan
tahun 2014 dilakukan penyuntikan (inokulasi)
maka 2015/16 Indonesia menjadi produsen
kayu gaharu terbesar di dunia. Mari bersama sama mensukseskan 2009
sebagai tahun Gaharu Indonesia. Dan saat ini
pihak UI sudah mempersiapkan bibit gaharu
sebanyak-banyaknya. Kami bekerjasama
dengan UI sudah memulai penanaman bibit
gaharu, baik di Jawa Barat(sawangan Depok), Yogyakarta (kulon Progo), maupun
Jawa Timur (Malang).
(ganif).

Monday, January 17, 2011

Daftar Nama 25 Pemain TimNas U-23

Badan Tim
Nasional Indonesia akhirnya merilis 25
pemain hasil seleksi Praolimpiade,
Senin (17/1), ditambah satu pemain lagi
yang tengah menanti kewarganegaraan
Indonesia. 25 pemain tersebut disaring pelatih Alfred
Riedl beserta stafnya dari sekitar 80 pemain
yang mengikuti seleksi sejak 6 Januari lalu. Tiga tempat diisi pemain muda yang sudah
tampil di Piala AFF 2010, ketiganya tanpa
mengikuti seleksi lebih dulu, yakni kiper
Kurnia Meiga (Arema Indonesia), Yongki
Aribowo (Penyerang/Arema) dan
Oktovianus Maniani (Sriwijaya FC/Winger). Arema menyumbangkan pemain terbanyak,
yakni empat orang, termasuk Meiga. Diikuti
Sriwijaya FC dengan tiga orang, termasuk
Okto. Pemain pertama yang berhasil dinaturalisasi
lewat program naturalisasi PSSI untuk
Praolimpiade dan SEA Games 2011, Kim
Kurniawan justru tak masuk. Kim sudah
dicoret sejak tahap seleksi karena
menyeberang ke Liga Primer Indonesia. Satu pemain yang sedang dalam program
naturalisasi PSSI, Ruben Wuarbanaran asal
Belanda, saat ini tengah mengurus
persyaratan mendapatkan
Kewarganegaraan Indonesia. Bila selesai tepat waktu, namanya akan
disertakan dalam pemusatan latihan yang
dimulai Senin depan (24/1), bila tidak, Ruben
akan diproyeksikan untuk SEA Games 2011. Ke-25 pemain yang sudah dipastikan terpilih
akan bergabung dalam pemusatan latihan
untuk menghadapi laga pertama
Praolimpiade melawan Turkmenistan di
Stadion Utama Gelora Bung Karno, 23
Februari mendatang. Inilah Daftar Nama 25 Pemain Timnas
U-23 Pra Olimpiade:

1. KURNIA MEGA ( AREMA INDONESIA)

2. ARDITANI ARDIYASA ( PERSIJA )

3. MUHAMAD RIDWAN ( PERSITA )

4. ABDUL HAMID MONY ( PERSIBA )

5. SAFRI UMI ( PERSIRAJA )

6. DIAZ ANGGA PUTRA ( PERSIB )

7. AHMAD FARIZI ( AREMA INDONESIA )

8. GUNAWAN DWI CAHYO ( SRIWIJAYA FC )

9. RAHMAT LATIF ( SRIWIJAYA FC )

10.FACHRUDIN ( PS. SLEMAN )

11.SEPTIA HADI ( PSPS PEKANBARU)

12. OKTO MANIANI ( SRIWIJAYA FC )

13. DENDI SANTOSO ( AREMA INDONESIA )

14. EGI MELGIANSYAH ( PELITA JAYA )

15. HENDRO SISWANTO ( LAMONGAN )

16. RAMDANI LESTALUHU ( PERSIJA )

17. NASUTION KARUBABA ( PERSEMAN )

18. ENGELBERTH SANI ( PELITA JAYA )

19. JOHAN YOGA ( PERSIB )

20. RISHADI FAUZI ( PERSITA )

21. ARIS ALFIANSYAH ( PERSELA )

22. TITUS BONAI ( PERSIPURA )

23. RISKY NOVRIANSYAH ( PERSIJAP )

24. DAVID LALI ( PERSIPURA )

25. YONGKI ARIWIBOWO ( AREMA )

INILAH.COM, Jakarta

Itulah nama-nama ke-25 Pemain TimNas U-23 Praolimpiade.
Semoga post ini bermanfaat untuk anda yang belum mengetahinya.
''walkerisme''

Wednesday, January 5, 2011

Bahasa Dayak Kuno suku ''Tabaro ''

Berikut adalah abjad & angka Dalam Bahasa Nenek Moyang Ku Yang Telah Turun temurun D'gunakan Dalam Kehidupan sehari-hari masyarakat Leluhur ku dulu.
Namun pada saat ini Bahasa ini tidak lagi di gunakan untuk berkomunikasi.
Bahasa ini namanya adalah bahasa ''Dayu Tabaro(primitif:yaitu Bahasa Yang digunakan sebelum dikenalnya bahasa indonesia)''
Karena Telah terpengaruhi oleh Perkembangan bahasa2 Suku Lainnya,,bahasa ini pun Berubah sedikit demi sedikit.
Namun Bahasa suku kami ini Tetap Dilestarikan oleh para leluhur kami.
Walaupun tidak banyak anak muda yang mempelajarinya.

Berikut ini adalah cara penyebutan abjad & angka dari bahasa suku ''Dayu Tabaro''

Ket: abjad=cara baca.
A=a
B=eb
C=ece
D=ede
F=fe
G=ege
H=aha
I=i
J=eje
K=eke
L=le
M=me
N=ne
O=o
P=epe
Q=iqi
R=re
S=se
T=eTe
U=u
V=eve
W=ewe
X=xe
Y=eye
Z=dez

Angka:

1=saNiten
2=daten
3=truten
4=patten
5=maten
6=numten
7=joten
8=mahinten(panten)
9=Renten(lanten)
10=saLohten.
11=niten'saniten
12=da'saniten
13=tru'saniten
14=pat'saniten
15=ma'saniten
16=num'saniten
17=jo'saniten
18=pan'saniten
19=Lan'saniten
20=dasaloh
21=dasaniten
30=tarusaloh
31=tarusalohniten
40=patsaloh
41=patsalohniten
Dst >=====>>>
Itulah sebutan2 ataau ejaan2 dalam Bahasa dayak kuno suku Tabaro.

Semoga post ini bermanfaat bagi kita semua,,aku yakin anda juga belum pernah mengetahui keberadan Bahasa kuno ini.

Karena sesungguhnya bahasa ini telah wujud ribuan tahun yang lalu.

Terimakasih.

Wassalam!
''walkerisme''

Tuesday, January 4, 2011

''Accident''

assalamualaikum.wr.wb.
My dear Blogger..........^___^,,

Pada hari ini,sore ini aku mau menuliskan Peristiwa2 Yang Terjadi Pada sebelum Detik2 Malam Tahun baru 2011.

Pada hari Jum'at Tanggal 31 Desember 2010,,