Powered By Blogger

Monday, May 16, 2011

kayu titisan dari surga

Kelas menulis Wikipedia untuk umum telah dibuka untuk setiap minggunya. Anda dapat mengikutinya!
Gaharu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Gaharu, siap dijual.

Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria, terutama A. malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum. Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India, Persia, Jazirah Arab, serta Afrika Timur.

Berdasarkan studi dari Ng et al. (1997)[1], diketahui jenis-jenis berikut ini menghasilkan resin gaharu apabila terinfeksi oleh kapang gaharu :
just for widening coloum

* Aquilaria subintegra, asal Thailand
* Aquilaria crassna asal Malaysia, Thailand, dan Kamboja
* Aquilaria malaccensis, asal Malaysia, Thailand, dan India
* Aquilaria apiculina, asal Filippina
* Aquilaria baillonii, asal Thailand dan Kamboja
* Aquilaria baneonsis, asal Vietnam
* Aquilaria beccarain, asal Indonesia
* Aquilaria brachyantha, asal Malaysia

just for widening coloum

* Aquilaria cumingiana, asal Indonesia dan Malaysia
* Aquilaria filaria, asal China
* Aquilaria grandiflora, asal China
* Aquilaria hilata, asal Indonesia dan Malaysia
* Aquilaria khasiana, asal India
* Aquilaria microcarpa, asal Indonesia Malaysia
* Aquilaria rostrata, asal Malaysia
* Aquilaria sinensis, asal Cina

Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Proses pembentukan
* 2 Nilai ekonomi
* 3 Pengolahan Minyak Gaharu
* 4 Konservasi
* 5 Catatan kaki

[sunting] Proses pembentukan

Gaharu dihasilkan tanaman sebagai respon dari masuknya mikroba yang masuk ke dalam jaringan yang terluka.[2] Luka pada tanaman berkayu dapat disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian.[2] Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen.[3] Senyawa fitoaleksin tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk pada pembuluh xilem dan floem untuk mencegah meluasnya luka ke jaringan lain.[3] Namun, apabila mikroba yang menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistem pertahanan tanaman maka gaharu tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka dapat membusuk. Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman.[4] Senyawa gaharu dapat menghasilkan aroma yang harum karena mengandung senyawa guia dienal, selina-dienone, dan selina dienol.[4] Untuk kepentingan komersil, masyarakat mengebor batang tanaman penghasil gaharu dan memasukkan inokulum cendawan ke dalamnya. Setiap spesies pohon penghasil gaharu memiliki mikroba spesifik untuk menginduksi penghasilan gaharu dalam jumlah yang besar. Beberapa contoh cendawan yang dapat digunakan sebagai inokulum adalah Acremonium sp., Cylindrocarpon sp., Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp.[4] | doi =

| id =
| url = http://pajarbulan.blogspot.com/2011/02/mutu-kopi-luwak-robusta-dan-kopi-luwak.html
}}

gaharu sumatera
[sunting] Nilai ekonomi

Gaharu banyak diperdagangan dengan harga jual yang sangat tinggi terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themeleaceae dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdangangan disebut sebagai gaharu beringin.[5] Untuk jenis gaharu dengan nilai jual yang relatif rendah, biasanya disebut sebagai gaharu buaya.[5] Selain ditentukan dari jenis tanaman penghasilnya, kualitas gaharu juga ditentukan oleh banyaknya kandungan resin dalam jaringan kayunya[5]. Semakin tinggi kandungan resin di dalamnya maka harga gaharu tersebut akan semakin mahal dan begitu pula sebaliknya.[5] Secara umum perdagangan gaharu digolongkan menjadi tiga kelas besar, yaitu gubal, kemedangan, dan abu.[6] Gubal merupakan kayu berwarna hitam atau hitam kecoklatan dan diperoleh dari bagian pohon penghasil gaharu yang memiliki kandungan damar wangi beraroma kuat.[6] Kemedangan adalah kayu gaharu dengan kandungan damar wangi dan aroma yang lemah serta memiliki penampakan fisik berwarna kecoklatan sampai abu-abu, memiliki serat kasar, dan kayu lunak.[6] Kelas terakhir adalah abu gaharu yang merupakan serbuk kayu hasil pengerokan atau sisa penghancuran kayu gaharu.[6]
[sunting] Pengolahan Minyak Gaharu

Sebelum dijadikan bahan baku parfum, gaharu harus diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan minyak dan senyawa aromatik yang terkandung di dalamnya.[7] Sebagian kayu gaharu dapat dijual ke ahli penyulingan minyak yang biasanya menggunakan teknik distilasi uap atau air untuk mengekstraksi minyak dari kayu tersebut.[7] Untuk mendapatkan minyak gaharu dengan distilasi air, kayu gaharu direndam dalam air kemudian dipindahkan ke dalam suatu tempat untuk menguapkan air hingga minyak yang terkandung keluar ke permukaan wadah dan senyawa aromatik yang menguap dapat dikumpulkan secara terpisah.[7] Teknik distilasi uap menggunakan potongan gaharu yang dimasukkan ke dalam peralatan distilasi uap.[7] Tenaga uap yang menyebabkan sel tanaman dapat terbuka dan minyak dan senyawa aromatik untuk parfum dapat keluar.[7] Uap air akan membawa senyawa aromatik tersebut kemudian melalui tempat pendinginan yang membuatnya terkondensasi kembali menjadi cairan.[7] Cairan yang berisi campuran air dan minyak akan dipisahkan hingga terbentuk lapisan minyak di bagian atas dan air di bawah.[7] Salah satu metode digunakan saat ini adalah ekstraksi dengan [[superkritikal CO2]], yaitu CO2 cair yang terbentuk karena tekanan tinggi.[7] CO2 cair berfungsi sebagai pelarut aromatik yang digunakan untuk ekstraksi minyak gaharu.[7] Metode ini menguntungkan karena tidak terdapat residu yang tersisa, CO2 dapat dengan mudah diuapkan saat berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal.[7]
[sunting] Konservasi

Pada tahun 1994, konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) di Amerika Serikat menetapkan bahwa pohon gaharu spesies A. malaccensis masuk ke dalam Appendix II, yaitu tanaman yang dibatasi perdangannya.[8] Penetapan tersebut dikarenakan populasi tanaman penghasil gaharu semakin menyusut di alam yang disebabkan para pengusaha gaharu tidak dapat mengenali dengan tepat mana tanaman yang sudah mengandung gaharu dan siap dipanen.[9] Untuk mencari pohon penghasil gaharu, para pengusaha menebang puluhan pohon yang salah (tidak menghasilkan gaharu) sehingga jumlah pohon tersebut sangat berkurang.[9] Pada tahun 2004, Indonesia mengajukan agar semua penghasil gaharu alam yaitu genus Aquilaria dan Gyrinops dimasukkan ke dalam daftar Appendix 2 untuk membatasi perdagangannya sehingga perdagangan gaharu harus memiliki izin dari CITES dan dalam kuota tertentu.[10] Hal ini dilakukan untuk memastikan spesies pohon gaharu alam dapat berkembang dan tersebar dengan baik.[9]
[sunting] Catatan kaki

1. ^ (Inggris)Ng, L.T., Chang Y.S. and Kadir, A.A. (1997) "A review on agar (gaharu) producing Aquilaria species" Journal of Tropical Forest Products 2(2): pp. 272-285.
2. ^ a b Trubus; Syariefa E., Yajri F, Karjono, Susanti T, "[www.trubus-online.co.id Luka Pembawa Aroma]", PT Trubus Swadaya, Januari 2009, pp. 18-19.
3. ^ a b (Inggris)JOHN L. INGHAM (JULY-SE1JTEMBER 1972). "Phytoalexins and other natural products as factors in plant disease resistance". The Botanical Review 38 (3): 343-424. doi:10.1007/BF02860009. http://www.springerlink.com/content/p62u3p24078v7522/fulltext.pdf?page=1.
4. ^ a b c Hartal dan Guswarni Anwar. "TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS KAYU GUBAL GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk.) DI KAWASAN PESISIR BENGKULU DENGAN INOKULASI JAMUR PENGINDUKSI RESIN". Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Edisi Khusus (3): 464 - 471. http://bdpunib.org/jipi/artikeljipi/edkhus2/464.pdf.
5. ^ a b c d Rawana dan Agus Prijono (Desember 2009). "ETNOBOTANI POHON GAHARU (Aquilaria sp.) SEBAGAI SUMBER BAHAN OBAT ALAMI". Seminar Nasional Bahan obat alam di Universitas Sanata Darma Yogyakarta 2009. http://www.alamtropika.com/media.php?module=detailartikel&lang=id&id=28.
6. ^ a b c d Trubus; Ari Chaidir, Yajri F, Karjono, "Satu Gaharu Banyak Mutu", PT Trubus Swadaya, Januari 2009, pp. 20-21.
7. ^ a b c d e f g h i j (Inggris)MOHD FAUZI BIN RAMLAN, "OPTIMIZATION OF AGARWOOD OIL EXTRACTION BY USING DESIGN OF EXPERIMENT (DOE) METHOD", Mei 2008.Page.7-9
8. ^ (Inggris)James Compton, Akiko Ishihara. The Use and Trade of Agarwood in Japan. pp. 1-21. http://www.cites.org/common/com/PC/15/X-PC15-06-Inf.pdf.
9. ^ a b c Trubus; D Adijaya S, Nesia A, Yajri F, Karjono, Duryatmo S., "Gaharu: Harta di kebun", PT Trubus Swadaya, Januari 2009, pp. 10-17.
10. ^ (Inggris)TRAFFIC Southeast Asia (Eds). 2007. Proceedings of the Experts Group Meeting on Agarwood: Capacity-building Workshop for Improving Implementation and Enforcement of the CITES listing of Aquilaria malaccensis and other Agarwood-producing species. Kuala Lumpur. 14-17 November 2006.

[sembunyikan]
l • b • s
Rempah-rempah
Bumbu dapur
Adas · Adas manis · Andaliman · Asam cikala · Asam gelugur · Asam jawa · Asam kandis · Bangle · Bawang bombay · Bawang merah · Bawang putih · Cengkeh · Jahe · Jeruk nipis · Jeruk purut · Jintan · Jintan hitam · Jintan putih · Kapulaga · Kapulaga seberang · Kecombrang (honje, bunga kantan dan honje hutan) · Kemiri · Kencur · Ketumbar · Kulit manis (kayu manis) · Kunir · Lada · Lempuyang · Lengkuas · Mustar · Pala dan fuli · Pandan wangi · Salam · Salam koja · Secang (sepang) · Selasih (basil) · Serai · Temu giring · Temu hitam · Temu kunci · Temu lawak · Temu mangga · Temu putih · Temu putri · Temu rapet · Temu tis · Wijen
Wangi-wangian
Akar wangi · Cendana · Damar · Gaharu · Kayu putih (gelam) · Kayu mesoyi (masoi) · Kemenyan · Kopal · Kenanga · Mawar
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Gaharu"
Kategori: Kayu | Komoditi perdagangan
Akun

* Masuk log / buat akun

Ruang nama

* Halaman
* Pembicaraan

Varian

Halaman

* Baca
* Sunting
* Versi terdahulu

Tindakan

* ↑

Pencarian
Cari
Navigasi

* Halaman Utama
* Perubahan terbaru
* Peristiwa terkini
* Halaman sembarang

Komunitas

* Warung Kopi
* Portal komunitas
* Bantuan

Wikipedia

* Tentang Wikipedia
* Pancapilar
* Kebijakan
* Menyumbang

Cetak/ekspor

* Buat buku
* Unduh versi PDF
* Versi cetak

Peralatan

* Pranala balik
* Perubahan terkait
* Halaman istimewa
* Pranala permanen
* Kutip halaman ini

Bahasa lain

* العربية
* Deutsch
* English
* Français
* 日本語
* मराठी
* Polski
* Svenska
* Wolof
* 中文

* Halaman ini terakhir diubah pada 14:55, 14 Maret 2011.
* Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

* Kebijakan privasi
* Tentang Wikipedia
* Penyangkalan

* Wikimedia Foundation
* Powered by MediaWiki

Saturday, May 14, 2011

manfaat facebook bagi siswa/i sekolah

Inilah Manfaat Facebook Bagi Siswa
Sekolah » A
Aplikasi jejaring sosial seperti Facebook
menawarkan platform yang efisien bagi
kegiatan bersosial siswa dengan memperluas
jaringan pertemanan mereka dan menjaga
hubungan akrab. Muhammad Firman | Sabtu, 14 Mei 2011, 10:24 WIB VIVAnews – Situs jejaring sosial seperti Facebook bisa membantu pelajar dalam
berinteraksi secara sosial dan akademik,
yang akhirnya meningkatkan hasil belajar.
Kesimpulan ini diambil dari studi yang
dilakukan peneliti asal China dan Hong Kong. Sekelompok peneliti asal University of Science
and Technology of China dan City University of
Hong Kong menyebutkan, temuan mereka
berkontradiksi dengan pemahaman selama
ini bahwa situs jejaring sosial merupakan
pengganggu yang mengalihkan konsentrasi belajar. Temuan mereka, yang dipublikasikan di
International Journal of Networking and
Visual Organizations, justru mengungkapkan
bahwa jejaring sosial online secara langsung
mempengaruhi social learning dan bisa
mempengaruhi secara positif pembelajaran akademik. “Pola jaringan sosial di Facebook umumnya adalah dalam bentuk modus inti dan
pinggiran. Tiap individu memiliki hubungan
dekat dengan teman-teman inti dan hubungan
yang jauh dengan banyak teman lain, ” sebut salah satu peneliti, seperti dikutip dari media
UPI, 14 Mei 2011. Untuk itu, aplikasi jejaring sosial seperti
Facebook menawarkan platform yang efisien
bagi kegiatan bersosial siswa dengan
memperluas jaringan pertemanan mereka
dan menjaga hubungan akrab. Dalam survey yang dilakukan, diketahui
bahwa Facebook memungkinkan siswa
berhubungan akrab dengan para pengajar
dan siswa lain. Mereka menyediakan
platform untuk berinteraksi dan berbagi
pengetahuan. Facebook juga menyediakan fasilitas group untuk para siswa bergabung
dan membahas berbagai topik, berkolaborasi
dan menggunakan aplikasi pendidikan untuk
mengelola aktivitas belajar. “Ke depannya, institusi pendidikan mungkin perlu mengadopsi metode aktif (namun tetap
terkendali) seperti ini untuk memanfaatkan
aplikasi jejaring sosial seperti Facebook untuk
proses belajar-mengajar,” sebut peneliti.